Pelatihan Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu cara yang digunakan untuk membentuk individu yang kompeten, berkualitas dan berdaya saing tinggi. Pelatihan SDM dapat dilakukan oleh individu sejak pertama kali masuk ke dalam perusahaan, selama berada di perusahaan hingga akan mencapai masa pensiun. Pelatihan SDM ini biasa disebut dengan training. Para individu biasanya mendapatkan training dari perusahaan sebagai salah satu cara untuk dapat mengembangkan individu tersebut.
Program training ini dapat dilakukan baik itu secara indoor mengadakan pelatihan di satu ruangan, contohnya public class, in-house training, ataupun seminar. Sedangkan secara outdoor, sering disebut dengan kegiatan Outbound, yaitu program pelatihan bagi para karyawan di satu perusahaan atau satu divisi yang dilakukan melalui permainan dengan menekankan pada kekompakan tim.
Memasuki tahun 2021 ini menjadi tantangan bagi dunia pelatihan, diakibatkan Pandemi Covid 19 yang belum juga mereda selama hampir satu tahun, di mana program pelatihan secara offline atau langsung tatap muka menjadi terbatas. Hal ini juga dilakukan untuk menjaga agar penularan virus tidak cepat untuk menyebar.
Adapun kebijakan yang diterapkan pemerintah untuk selalu menghindari kerumunan, selalu menjaga jarak satu sama lain serta mengadakan kegiatan dengan jumlah terbatas. Kegiatan yang dilakukan dengan jumlah terbatas, tentunya menjadi kesulitan dan juga menjadi tantangan tersendiri bagi para fasilitator dalam memberikan pelatihan.
Para fasilitator yang biasanya selalu memberikan semangat di dalam kelas, memiliki kreatifitas tinggi pada saat mengajar di kelas, serta memberikan banyak kegiatan kepada para peserta, dalam kondisi saat ini fasilitator dituntut berinovasi dan mengeluarkan ide-ide untuk pelatihan.
Selama masa pandemi ini, terjadilah proses pergantian metode, di mana program pelatihan yang biasanya dilakukan secara offline atau tatap muka secara langsung, sekarang dituntut untuk dapat melaksanakan program dengan minim interaksi secara langsung serta menggunakan pendekatan teknologi virtual. Beberapa contoh aplikasi yang dapat digunakan yaitu zoom meeting, webinar, google meets, dan lain-lain.
Dilihat dari kemampuan finansial peserta yang menjadi terbatas, sehingga diharapkan lebih kepada program pelatihan dengan berbiaya rendah. Dari sisi durasi waktu pelatihan juga semakin terbatas di mana melakukan pelatihan dengan media online bukanlah hal yang mudah, apabila dilakukan cukup lama dapat menyebabkan kelelahan serta tidak fokusnya para peserta di dalam kegiatan pelatihan.
Pada situasi pandemi ini menjadi tantangan bagi fasilitator untuk terus melakukan inovasi. Dilihat dari sisi peserta, dikarenakan kegiatan dilakukan di tempat masing-masing bisa terjadi beberapa kendala. Misalnya koneksi internet peserta yang buruk, gangguan-gangguan kegiatan dari para peserta maupun sekitarnya.
Dari sisi fasilitator juga memerlukan persiapan pelatihan yang lebih panjang. Fasilitator harus memahami aplikasi-aplikasi yang akan mereka gunakan pada saat pelatihan. Tantangan berikutnya pada saat online training adalah interaksi dengan para peserta. Beberapa peserta terkadang tidak menyalakan video mereka, sehingga fasilitator sulit untuk berinteraksi.
Meskipun dihadapi dengan beberapa tantangan, ternyata terdapat peluang yang bisa didapatkan oleh fasilitator. Seperti mempersiapkan dan berbagi materi untuk menghadapi situasi baru, yang bisa juga diterapkan situasi normal. Dalam hal ini, fasilitator bisa menyiapkan konten dan alat pembelajaran yang mendorong tenaga kerja untuk lebih terampil serta kreatif.
Selain itu, hal tersebut juga berdampak baik dari sisi peserta. Dengan online training, peserta yang dijangkau juga lebih luas, baik itu di dalam kota, maupun luar kota, bahkan bisa luar negeri. Dalam situasi seperti ini juga memberikan kesempatan untuk berkolaborasi, terutama dalam mengembangan Sumber Daya Manusia di Indonesia dengan menggunakan pelatihan.